Kamis, 05 Mei 2011

Makalah Kimia

Asam Basa

Kata Pengantar






Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas praktikum kimia yaitu “Percobaan Identifikasi Larutan Asam dan Larutan Basa”

Didalam makalah ini kami sajikan dalam bentuk paparan tentang bagaimana cara menguji apakah larutan itu bersifat asam atau basa, tanpa harus mencicipi. Disini kami juga menyajikan perbedaan larutan asam dan basa, baik itu dari segi warna, rasa, maupun sifatnya.

Seperti kata orang bijak tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan kami. Makalah kami mungkin banyak sekali kekurangannya. Maka dari ini kami selaku penulis memohon ma’af sebesar-besarnya atas kekurangan ini.









Puruk Cahu, 29 April 2010




Penusun
Aliyah





















BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mencicipi makanan yang rasanya masam, misalnya di rumah, kita pernah mencicipi larutan cuka dapur atau buah-buahan muda, seperti mangga muda dan jeruk nipis.
Buah-buahan muda dan cuka dapur mempunyai rasa masam karena di dalamnya terkandung asam-asam nabati, seperti asam sitrat.
Pernahkah kalian mencicipi kapur sirih yang sering dikonsumsi oleh orang-orang tua kita sewaktu nginang atau makan sirih? Bagaimana rasanya? Kalian akan mengatakan rasanya pahit. Rasa pahit kapur sirih disebabkan adanya senyawa basa yang terkandung di dalamnya.
Perlu kalian ketahui, tidak semua zat atau larutan dapat kita cicipi, karena bisa saja zat tersebut mengandung rajun dan kalau kita cicipi takutnya zat itu dapat membahayakan tubuh kita. Nah, bagaimanakah cara mengetahui apakah larutan itu bersifat asam atau basa, tanpa harus mencicipi? Untuk menjawab pertanyaan itu, marilah kita melakukan eksperimen tersebut.


B. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa dengan melakukan percobaan dan menafsirkan hasilnya.
2. Mengamati perubahan warna larutan terhadap penambahan indikator larutan Metil Merah dan larutan fenolftalein.
























BAB II
ISI
A. Dasar Teori

1. Pengertian Larutan Asam
Senyawa asam merupakan salah satu kelompok elektrolit yang banyak berperan dalam reaksi kimia. Suatu asam dapat bersifat zat padat, cairan atau gas. Ada asam yang berbahaya karena bersifat racun, tetapi ada pula asam yang sangat diperlukan tubuh kita.
Senyawa asam banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam dikandungnya.
Berikut ini nama senyawa asam yang terkandung didalamnya yang sering kita jumpai dikehidupan sehari-hari,

No Nama senyawa asam Terdapat di-
1. Asam Sitrat Jeruk
2. Asam Tratrat Anggur
3. Asam Laktat Air susu yang rusak
4. Asam Sulfat Aki kendaraan
5. Asam Borat Pembersih mata
6. Asam Asetat Empek-empek berkuah
7. Asam Lemak Lemak dalam tubuh
8. Asam Amino Protein dalam tubuh
9. Asam Klorida Lambung
10. Asam Karbonat dan Asam Fosfat. Darah

Berikut ini Pengertian asam menurut beberapa ahli :
a). Asam menurut Arrhenius
Antonine Laurent Lavoisier menerangkan bahwa semua asam mengandung unsure oksigen. Perlu kalian ketahui bahwa nama oksigen diciptakan oleh lavoisier dari bahasa Yunani yang artinya “pembentukan asam”. Ternyata pemikiran lavoisier salah, sebab ada asam yang tidak mengandung unsur oksigen. Kemudian pada tahun 1810, Sir Humphry Davy mengemukakan bahwa unsur hidrogen, dan bukan oksigen, yang dimiliki oleh asam. Fakta ini mendorong Arrhenius mengajukan teori tentang asam.

Asam adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hydrogen (H+).


Dibawah ini tercantum beberapa asam yang perlu diketahui. Sudah tentu tabel ini tidak mencakup semua asam yang berjumlah ratusan jenis.

Rumus Nama Asam Rumus Nama Asam
HF Asam fluorida CH3COOH Asam asetat
HCl Asam klorida H2S Asam sulfida
HBr Asam bromida H2SO3 Asam sulfit
HI Asam iodida H2SO4 Asam sulfat
HClO Asam hipoklorida H2CO3 Asam karbonat
HClO2 Asam klorit H2C2O4 Asam oksalat
HClO3 Asam klorat H2Cr2O4 Asam kromat
HClO4 Asam perklorat H2Cr2O7 Asam dikromat
HNO2 Asam nitrit H3PO3 Asam fosfit
HNO3 Asam nitrat H3PO4 Asam fosfat



Ketika suatu asam dilarutkan ke dalam air, tejadilah penarikan H+ oleh pelarut.

Contoh : HCl H+ (aq) + Cl-(aq)
H2SO4 2H+(aq) + SO42-(aq)
H3PO4 3H+(aq) + PO43-(aq)
HNO2 H+(aq) + NO2-(aq)

Berdasarkan rumus terlihat bahwa setiap asam mengandung unsur hydrogen. Ciri khas asam ialah dalam pelarut zat itu mengion menjadi hydrogen yang bermuatan positif (H+) dan ion lain yang bermuatan negative yang disebut sisa asam. Ion H+ inilah yang sebenarnya pembawa sifat asam.
Tidak semua senyawa hydrogen adalah asam, misalnya, etanol(C2H5OH), glukosa(C6H12O6), gula pasir(C12H22O11), meskipun mengandung atom hydrogen, tidaklah bersifat asam, sebab mereka tidak dapat melepaskan ion H+ tatkala dilarutkan dalam air. Demilkian pula tidak semua hydrogen dalam rumus kimia suatu asam dalam larutan dapat dilepaskan sebagai ion H+. Misalkan dalam rumus kimia asam asetat terdapat empat atom hydrogen tetapi satu atom H saja yang dapat dilepaskan sebagai ion H+.

CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq)

Asam yang dalam larutan banyak menghasilkan H+ disebut Asam kuat, sedangkan asam yang sedikit menghasilkan ion H+ disebut Asam Lemah.
Sifat kuat atau lemah dari asam dapat diselediki dengan alat uji elektrolit. Jumlah ion H+ yang dilepaskan oleh asam disebut valensi asam.

HxA(aq) xH+(aq )+ Ax-(aq)

Valensi asam

Satu molekul asam yang dalam pelarut air dapat memberikan satu ion H+ disebut asam monoprotik dan yang dapat memberikan dua ion H+ dalam larutannya disebut asam diprotik, sedangkan yang dapat memberikan tiga ion H+ dalam larutannya disebut asam triprotik. Berikut ini beberapa contoh asam monoprotik, asam diprotik, dan asam triprotik serts reaksi ionisasinnya.

Tabel Reaksi Ionisasi berbagai larutan asam dalam air
Rumus asam Nama asam Reaksi ionisasi Sisa asam
Asam monoprotik
HF Asam fluorida HF(aq) H+(aq) + F-(aq)
F-
HBr Asam bromida HBr(aq) H+(aq) + Br-(aq)
Br-
HCN Asam sianida HCN(aq) H+(aq) + CN-(aq)
CN-
HClO4 Asam perklorat HClO4(aq) H+(aq) + ClO4-(aq)
ClO4-
HNO2 Asam nitrit HNO2(aq) H+(aq) + NO2-(aq)
NO2-
Asam diprotik
H2S Asam sulfida H2S(aq) 2H+(aq) + S2-(aq)
S2-
H2SO3 Asam sulfit H2SO3(aq) 2H+(aq) + SO32-(aq)
SO32-
H2CO3 Asam karbonat H2CO3(aq) 2H+(aq) + CO32- (aq)
CO32-
H2C2O4 Asam oksalat H2C2O4(aq) 2H+(aq) + C2O42-(aq)
C2O42-
H2SO4 Asam sulfat H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
SO42-
Asam triprotik
H3PO3 Asam fosfit H3PO3(aq) 3H+(aq) + PO33- (aq)
PO33-
H3PO4 Asam fosfat H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43-(aq)
PO43-
H3AsO3 Asam arsenit H3AsO3(aq) 3H+(aq) + AsO33- (aq)
AsO33-
H3AsO4 Asam arsenat H3AsO4(aq) 3H+(aq) + AsO43- (aq)
AsO43-



Beberapa oksida bukan logam mempunyai sifat asam, sebab mereka dapat beraksi dengan air menghasilkan ion H+. Oksidasi semacam ini disebut oksida asam.
Contoh : CO2 + H2O H2CO3
SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4
N2O3 + H2O 2HNO2
N2O5 + H2O 2HNO3
P2O3 + 3H2O 2H3PO3
P2O5 + 3H2O 2H3PO4

b). Asam menurut Bronsted dan Lowry
Pada tahun 1923 Johanes N. Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan teori asam sebagai berikut :

Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada senyawa lain. Disebut juga donor proton.


c). Asam menurut Lewis
Pada tahun 1923 G.N Lewis seorang ahli kimia dari Amerika Serikat, memperkenalkan teori asam yang tidak melibatkan transfer proton, tetapi melibatkan penyerahan dan penerimaan pasangan elektron bebas.
Berdasarkan ini Lewis mengemukakan teori baru tentang asam sehingga partikel ion atau molekul yang tidak mempunyai atom hidrogen atau proton dapat diklasifikasi ke dalam asam.
Lewis menyatakan bahwa:


Asam adalah suatu molekul atau ion yang dapat menerima pasangan elektron.


2. Pengertian Larutan Basa
Seperti halnya asam, kelompok zat yang disebut basa merupakan elektrolit yang tidak kalah pentingnya.
Beberapa basa dapat dijumpai pada kehidupan sehari-hari.

No Nama senyawa basa Terdapat di-
1. Kalsium hidroksida Air kapur
2. Amonium hidroksida Pembersih marmer atau kaca
3. Magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida Obat maag

Berikut ini Pengertian asam menurut beberapa ahli :

a). Basa menurut Arrhenius
Arrhenius merumuskan definisi basa sebagai berikut :

Basa adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida(OH-), dan konsentrasi ion OH- dalam larutan meningkat.






Beberapa basa yang perlu diketahui dapat kita lihat pada tabel berikut:

Rumus Nama Asam Rumus Nama Asam
NaOH Natrium hidroksida Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
KOH Kalium hidroksida Zn(OH)2 Seng hidroksida
NH4OH Amonium hidroksida Fe(OH)2 Besi (II) hidroksida
Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Fe(OH)3 Besi (III) hidroksida
Ba(OH)2 Barium hidroksida Al(OH)3 Aluminium hidroksida

Contoh basa dalam larutan air :

NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
KOH(aq) K+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) Ca2-(aq) + 2 OH-(aq)

Berdasarkan contoh persamaan reaksi ionisasi basa di atas dapat diketahui bahwa senyawa basa dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-. Dengan demikian, sifat basa disebabkan adanya ion OH-.
Basa yang dalam larutan banyak menghasilkan ion OH- disebut basa kuat, sedangkan yang sedikit menghasilkan ion OH- disebut basa lemah.
Yang menyebabkan sifat basa adalah ion OH-. NaOH merupakan basa sebab dapat melepaskan OH- jika dilarutkan ke dalam air. Tidak semua senyawa yang dalam rumus kimianya terdapat gugus hidroksida termasuk golongan basa.
Misalnya :
 Etil alkohol = C2H5OH
 Metil alkohol = CH3OH
Gugus hidroksil pada etil alkohol dan metal alkohol tersebut dalam larutan tidak dapat dilepaskan sebagai ion OH-.
Beberapa oksida logam mempunyai sifat basa, dan disebut oksida basa, sebab mereka dapat bereaksi dengan air menghasilkan ion OH-.
Contoh : Na2O + H2O 2NaOH
K2O + H2O 2KOH
CaO + H2O Ca(OH)2
BaO + H2O Ba(OH)2
Al2O3 + H2O 2Al(OH)3
b). Basa menurut Bronsted dan Lowry
Pada tahun 1923 Johanes N. Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan teori basa sebagai berikut :

Basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) kepada senyawa lain. Disebut juga akseptor proton.


c). Basa menurut Lewis
Pada tahun 1923 G.N Lewis seorang ahli kimia dari Amerika Serikat, memperkenalkan teori basa yang tidak melibatkan transfer proton, tetapi melibatkan penyerahan dan penerimaan pasangan elektron bebas.
Berdasarkan ini Lewis mengemukakan teori baru tentang basa sehingga partikel ion atau molekul yang tidak mempunyai atom hidrogen atau proton dapat diklasifikasi ke dalam basa.
Lewis menyatakan bahwa:


Basa adalah suatu molekul atau ion yang dapat memberikan pasangan elektronnya.





3. Sifat dan Indikator Asam dan Basa
Senyawa asam bersifat korosif artinya dapat merusak logam dan marmer. Sebagian besar logam dapat bereaksi dengan asam untuk menghasilkan gas H2, dan marmer dapat bereaksi dengan asam untuk menghasilkan gas CO2.
Senyawa basa bersifat kausit artinya dapat merusak kulit kita. Jika kita mencelupkan jari tangan ke dalam larutan NaOH encer, jari tangan kita itu terasa licin. Hal itu disebabkan terbentuknya sabun sebagai hasil reaksi NaOH dengan lemak pada kulit kita.
Asam memiliki rasa asam, sedangkan basa memiliki rasa pahit. Untuk mengenali suatu zat bersifat asam atau basa kita tidak boleh sembarang mencicipinya atau memegangnya karena sangat berbahaya. Untunglah bahwa asam dan basa mempunyai sifat dapat mengubah warna dari zat warna yang dikandung tumbuh-tumbuhan, sehingga zat warna tersebut dapat dipakai untuk mengidentifikasi asam dan basa. Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan basa adalah dengan menggunakan zat penunjuk yang disebut Indikator

Indikator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna dalam lingkungan
asam dan basa

Ada beberapa jenis indikator diantaranya :


Nama Indikator Warna dalam asam Warna dalam basa
Kertas lakmus Merah Biru
Fenolftalein Tidak berwarna Merah ungu
Fenol Merah Kuning Merah
Metil Merah Merah Kuning
Metil Kuning Merah Kuning
Metil Jingga Merah Jingga-kuning
Brom Timol Biru Kuning biru
Alizarin Kuning Kuning Merah




B. Alat dan Bahan

No. Nama Alat dan Bahan Banyaknya
1. Rak Tabung Reaksi 1 Rak
2. Tabung Reaksi 8 Buah (Satu larutan 2 tabung)
3. Batang Pengaduk 4 Buah
4. Pipet Tetes 6 Buah
5. Tabung Takar 4 Buah
6. Tissu Secukupnya
7. Air Mineral (Aqua) 1,5 liter
8. Gelas Ukur 4 Buah
9. Air Hujan @ 5 mL, 2 tabung
10. Air Detergen @ 5 mL, 2 tabung
11 Larutan NaOH @ 5 mL, 2 tabung
12. Larutan HCl @ 5 mL, 2 tabung
13. Larutan Fenolftalein @ 10 tetes, pada tabung A,B,C, dan D.
14. Larutan Metil Merah @ 5 tetes, pada tabung E,F,G, dan H.




C. Cara Kerja

1. Masukkan masing-masing 5 mL larutan HCl, NaOH, air detergen dan air hujan kedalam tabung reaksi A,B,C dan D.
Kemudian masukkan 10 tetes larutan Fenolftalein. Amati perubahan warna yang terjadi. Masukkan kedalam tabel pengamatan.
2. Masukkan masing-masing 5 mL larutan HCl, NaOH, air detergen dan air hujan kedalam tabung reaksi E,F,G dan H.
Kemudian masukkan 5 tetes larutan Metil Merah. Amati perubahan warna yang terjadi. Masukkan kedalam tabel pengamatan.


D. Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan 0.1 (Larutan Fenolftalein)

No. Nama Larutan
Warna Larutan Sebelum ditambahkan Fenolftalein Warna Larutan Sesudah ditambahkan Fenolftalein
1 Larutan HCl Bening(tidak berwarna) Bening(tidak berwarna)
2 Larutan HaOH Bening(tidak berwarna) Merah muda keungu-unguan
3 Air Sabun Keruh, Putih kebiru-biruan Merah muda keungu-unguan
4 Air hujan Bening(tidak berwarna) Bening(tidak berwarna)






Tabel Pengamatan 0.2 (Larutan Metil Merah)

No. Nama Larutan Warna Larutan Sebelum ditambahkan MM Warna Larutan Sesudah ditambahkan MM
1 Larutan HCl Bening(tidak berwarna) Merah
2 Larutan HaOH Bening(tidak berwarna) Jingga kekuning-kuningan
3 Air Sabun Keruh, Putih kebiru-biruan Jingga kekuning-kuningan
4 Air hujan Bening(tidak berwarna) Jingga








E. Analisa Data
Setelah kami melakukan percobaan identifikasi apakah larutan bersifat asam atau basa? Ternyata ada suatu larutan yang tidak sesuai dengan dasar teori buku yang kami baca
Berikut uraian penjelasan larutan yang telah kami uji setelah kami bandingkan dengan yang dibuku.

1. Larutan HCl

Sebelum kami uji warna larutan bening, Setelah kami uji dengan larutan Pp warna larutan berubah menjadi tidak berwarna. Ini penyebabnya penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Namun setelah gelas ke 2 yang berisi larutan HCl kami uji menggunakan larutan MM, warnanya berubah menjadi warna merah. Ini sesuai dengan teori dibuku bahwa apabila sebuah larutan bila ditetesi larutan Pp berwarna bening, dan apabila sebuah larutan di tetesi MM warnanya berubah menjadi warna merah berarti larutan itu bersifat Asam.

2. Larutan NaOH

Sebelum kami uji larutan berwarna bening. Setelah kami uji dengan menggunakan larutan Pp larutan berwarna merah keungu-unguan(merah muda). Ini penyebabnya penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah muda. Namun setelah gejas ke 4 yang berisi larutan NaOH kami uji menggunakan larutan MM warna larutan berubah menjadi jingga kekuning-kuningan. Pada teori buku, apabila suatu larutan diuji dengan larutan Pp berwarna merah ungu berarti bersifat basa. Maka larutan itu bersifat Basa. Namun, pada teori buku apabila larutan NaOH bersifat basa berarti apabila diuji pakai larutan MM akan berwarna kuning. Namun ini warnanya Jingga-Kuning. Entah itu, larutannya kebanyakan air atau sebenarnya indikator pengujinya itu larutan Metil Jingga, karena pada indikator Metil Jingga apabila larutan berwarna jingga-kuning berarti bersifat Basa.

3. Air Sabun

Sebelum kami uji larutan berwarna keruh, putih kebiru-biruan. Setelah kami Setelah kami uji dengan menggunakan larutan Pp larutan berwarna merah keungu-unguan(merah muda). Ini penyebabnya penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah muda. Namun setelah gejas ke 6 yang berisi air sabun kami uji menggunakan larutan MM warna larutan berubah menjadi jingga kekuning-kuningan. Pada teori buku, apabila suatu larutan diuji dengan larutan Pp berwarna merah ungu berarti bersifat basa. Maka larutan itu bersifat Basa. Namun, pada teori buku apabila air sabun bersifat basa berarti apabila diuji pakai larutan MM akan berwarna kuning. Namun ini warnanya Jingga-Kuning. Entah itu, larutannya kebanyakan air, kelebihan detergen , ataukah sebenarnya indikator pengujinya itu larutan Metil Jingga, karena pada indikator Metil Jingga apabila larutan berwarna jingga-kuning berarti bersifat Basa.

4. Air Hujan

Sebelum kami uji warna larutan bening, Setelah kami uji dengan larutan Pp warna larutan berubah menjadi tidak berwarna. Ini penyebabnya penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Namun setelah kami Namun setelah gelas ke 8 yang berisi larutan air hujan kami uji menggunakan larutan MM, warnanya berubah menjadi warna jingga. Pada teori buku, apabila suatu larutan diuji dengan larutan Pp tidak berwarna maka larutan itu bersifat Asam. Namun, pada teori dibuku menunjukkan apabila larutan itu bersifat Asam setelah diuji dengan indikator larutan MM warnanya berubah menjadi merah. Ini tidak, setelah kami uji kemaren larutan berubah warna menjadi jingga. Ini kemunggkinan air hujannya tertandak lama. Makanya berubah sifat. Atau tercampur dengan zat-zat lain.



BABIII
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Asam dan Basa menurut beberapa ahli :
1. Asam menurut Arrhenius adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hydrogen (H+).
Basa menurut Arrhenius adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida(OH-), dan konsentrasi ion OH- dalam larutan meningkat.
2. Asam menurut Bronsted dan Lowry adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada senyawa lain. Disebut juga donor proton.
Basa menurut Bronsted dan Lowry adalah senyawa yang menerima proton (H+) kepada senyawa lain. Disebut juga akseptor proton.
3. Asam menurut Lewis adalah suatu molekul atau ion yang dapat menerima pasangan elektron.
Basa menurut Lewis adalah suatu molekul atau ion yang dapat memberikan pasangan elektronnya.

 Senyawa asam bersifat korosif artinya dapat merusak logam dan marmer.
 Senyawa basa bersifat kausit artinya dapat merusak kulit kita.
 Asam memiliki rasa asam, sedangkan basa memiliki rasa pahit.
 Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan basa adalah dengan menggunakan zat penunjuk yang disebut Indikator.

TABEL INDIKATOR DALAM DASAR TEORI
Nama Indikator Warna dalam asam Warna dalam basa
Kertas lakmus Merah Biru
Fenolftalein Tidak berwarna Merah ungu
Fenol Merah Kuning Merah
Metil Merah Merah Kuning
Metil Kuning Merah Kuning
Metil Jingga Merah Jingga-kuning
Brom Timol Biru Kuning biru
Alizarin Kuning Kuning Merah

 Setelah kami melakukan percobaan terhadap 4 larutan yaitu HCl, NaOH, air Sabun, dan air hujan dengan menggunakan indikator Pp dan MM, Kami menyimpulkan
Larutan yang kami uji bersifat asam : HCl dan Air hujan, karena setelah diuji dengan indikator Pp berwarna bening, dan dengan indikator MM berwarna Jingga(ada kekeliruan)
Larutan yang kami uji bersifat basa : NaOH dan Air Sabun, karena setelah diuji dengan indikator Pp berwarna merah-ungu dan dengan indikator MM berwarna jingga-kekuning-kuningan.










Daftar Pustaka
Anshori, Irfan and Hisika Achmad, 2000. acuan Pelajaran Kimia SMU jilid 2. Bandung : Erlangga.
Sudarta, Tatan, 1994. Tim Kimia 2 Untuk SMU kelas XI. Jakarta : Balai Pustaka dan Yudistira
M.Si, Nahadi, M.Pd, 2007. Intisari KIMIA Untuk SMA Kelas X, XI, XII. Bandung : CV PUSTAKA SETIA.
Suryatna, Asep and Muzakir Ahmad, 2007. Kimia Untuk SMA dan MA Kelas XI Jilit 2. Bandung : EPSILON GRUP.
Harnanto, Ari and Ruminten, 2006. Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Sukoharjo : SETI-AJI.
Karyadi, Benny, 1997. KIMIA 2 Untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Jakarta : PT. BALAI PUSTAKA (Persero).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar